oleh : Nurlaili Yuliantini
Perjalanan hidup
yang amat penuh pesona memperkenalkan
kita pada berbagai kisah yang selalu menggelayuti sosok diri dalam bidup ini .
kadang membuat kita semakin larut dalam gemercing kehidupan yang amat sedikit
kita pahami bahkan mungkin setitik dari bagian partikel hidup ini. Bahkan
sempat kita melupakan siapa penguasa dan pengatur alam jagat raya ini beserta
segala keteraturannya.
Tulisan ini penulis awali denggan
sepenggal kisah pribadi yang barang kali bisa di jadikan I’tibar diri oleh
pembaca. Bagaimana mencari ketenangan batin dan bagaimana supaya ilmu yang kita
tuntut cepat kita pahami atau kita mengejar barokahhnya ilmu,akan tetapi banyak
kita yang belum memahami konsep yang sesungguhnya sebab semua itu terletak pada ketenangan hati dan
jiwa kita para penuntut ilmu. Bait perjalanan hidup yang hanya di lakoni oleh
wanita biasa yang tak mengenal agama yang sangat ingin sekali mendapatkan
ketenangan batin untuk mempermudah dirinya dalam menuntut ilmu. Bahkan karena
sangat minimnnya tentang ilmu agama yang di milikinya ia lebih cenderung
mencari ketenangan itu dengan konsep logika yang di milikinya .Tidak dengan bagaimana seorang hamba yang semestinya harus
patuh dan tunduk terhadap perintah raabbnya. Hingga suatu ketika saat sebuah
hidayah itu turun tepatnya di musolla al-abror yang membicarakan tentang
bagaimana batasan berpakaian bagi perempuan . bukan asal hijab dan bukan asal
membungkus , seperti yang di gunakan oleh kebanyakan kaum hawa di dekade
sekarang ini . di mana hijab seorang kaum hawa adalah menutup seluruh badannya
sampai menjuntai hingga kepingganya, seraya kepala ini mulai mengotak- atik
setiap bagian dari sistem yang di milikinya untuk memberikan reaksi anatara
komponen yang satu dengan komponen yang laiinnya. Hingga terlintaslah kalimat” ternyata ini yang membuat ku tidak pernah
tenang” gaya berpakian yang hanya membungkus tetapi tidak mampu menutup
aurat yang seharusnya di jaga sebagai kehormatan para wanita. Kemudian
tantangan dan cobaan kian dating mencerca apakah dengan memutuskan berhijab
menurut syar’I atau ketinggalan mode bersama relasi-relasi. Benar-benar hati
dalam melodi dramatis antara hati yang ingin mengenal tuhan atau hati yang
masih harus di perbudak zaman.awalnya sangat berat bahkan sangat luar biasa
berat untuk menggunakan hijab sesuai tuntunan syar’I akan tetapi sepertinya
sepercik cahaya ketenangan sudah mulai Nampak dalam bingkai hati. Maka tanpa di
sadaripun timbul sendiri keinginan bahwa harus menggunakan hijab sesuai syar’i.tidak
peduli apa yang di gunjingkan orang karena kebiasaan berpakaian di masa lalu
yang hanya membungkus dan menampakkan semua bagian yang seharussnya di tutup
rapat-rapat. Mulai dari sini ketenangan sudah mulai dapat di rasakan bahkan
hanya dengan menutup aurat bahkan ketika menggunakan hijab yang sesuai sariat
akan lebih banyak laki-laki yang baik-baik yang memandang ketimbang yang hanya
membungkus dirinya . Dengan menutup aurat juga ,bahkan secara khusu hijab mampu
mengontrol lisan dari berucap, mengontrol kaki dari melangkah kearah yang tidak benar, atau
mampu memilihkan jodoh yang baik bagi penggunanya. Mari para uhti kita
sama –sama menuju ridhonya allah dalam berpakaian ataupun bertindak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar