Senin, 09 September 2013

Hijabku Koridorku

oleh : Nurlaili Yuliantini
        Perjalanan hidup yang amat penuh  pesona memperkenalkan kita pada berbagai kisah yang selalu menggelayuti sosok diri dalam bidup ini . kadang membuat kita semakin larut dalam gemercing kehidupan yang amat sedikit kita pahami bahkan mungkin setitik dari bagian partikel hidup ini. Bahkan sempat kita melupakan siapa penguasa dan pengatur alam jagat raya ini beserta segala keteraturannya.
       Tulisan ini penulis awali denggan sepenggal kisah pribadi yang barang kali bisa di jadikan I’tibar diri oleh pembaca. Bagaimana mencari ketenangan batin dan bagaimana supaya ilmu yang kita tuntut cepat kita pahami atau kita mengejar barokahhnya ilmu,akan tetapi banyak kita yang belum memahami konsep yang sesungguhnya sebab  semua itu terletak pada ketenangan hati dan jiwa kita para penuntut ilmu. Bait perjalanan hidup yang hanya di lakoni oleh wanita biasa yang tak mengenal agama yang sangat ingin sekali mendapatkan ketenangan batin untuk mempermudah dirinya dalam menuntut ilmu. Bahkan karena sangat minimnnya tentang ilmu agama yang di milikinya ia lebih cenderung mencari ketenangan itu dengan konsep logika yang di milikinya .Tidak dengan  bagaimana seorang hamba yang semestinya harus patuh dan tunduk terhadap perintah raabbnya. Hingga suatu ketika saat sebuah hidayah itu turun tepatnya di musolla al-abror yang membicarakan tentang bagaimana batasan berpakaian bagi perempuan . bukan asal hijab dan bukan asal membungkus , seperti yang di gunakan oleh kebanyakan kaum hawa di dekade sekarang ini . di mana hijab seorang kaum hawa adalah menutup seluruh badannya sampai menjuntai hingga kepingganya, seraya kepala ini mulai mengotak- atik setiap bagian dari sistem yang di milikinya untuk memberikan reaksi anatara komponen yang satu dengan komponen yang laiinnya. Hingga terlintaslah kalimat” ternyata ini yang membuat ku tidak pernah tenang” gaya berpakian yang hanya membungkus tetapi tidak mampu menutup aurat yang seharusnya di jaga sebagai kehormatan para wanita. Kemudian tantangan dan cobaan kian dating mencerca apakah dengan memutuskan berhijab menurut syar’I atau ketinggalan mode bersama relasi-relasi. Benar-benar hati dalam melodi dramatis antara hati yang ingin mengenal tuhan atau hati yang masih harus di perbudak zaman.awalnya sangat berat bahkan sangat luar biasa berat untuk menggunakan hijab sesuai tuntunan syar’I akan tetapi sepertinya sepercik cahaya ketenangan sudah mulai Nampak dalam bingkai hati. Maka tanpa di sadaripun timbul sendiri keinginan bahwa harus menggunakan hijab sesuai syar’i.tidak peduli apa yang di gunjingkan orang karena kebiasaan berpakaian di masa lalu yang hanya membungkus dan menampakkan semua bagian yang seharussnya di tutup rapat-rapat. Mulai dari sini ketenangan sudah mulai dapat di rasakan bahkan hanya dengan menutup aurat bahkan ketika menggunakan hijab yang sesuai sariat akan lebih banyak laki-laki yang baik-baik yang memandang ketimbang yang hanya membungkus dirinya . Dengan menutup aurat juga ,bahkan secara khusu hijab mampu mengontrol lisan dari berucap, mengontrol kaki dari melangkah kearah yang tidak  benar, atau  mampu memilihkan jodoh yang baik bagi penggunanya. Mari para uhti kita sama –sama menuju ridhonya allah dalam berpakaian ataupun bertindak.